salahkan semuanya pada tanggal 31 desember 2010 hingga 1 januari 2011 dan juga gunung sumbing yang turut serta memberikan peran. ya, itu adalah pendakian pertamaku. anak ingusan yang masih duduk di bangku kelas 10 dan belum memutuskan akan ikut program ips atau ipa. bukan pengalaman yang cukup berkesan karena sejauh yang aku ingat, hanya capek, lelah, hujan angin dan mutung yang menghinggap. menghamurkan sensasi berdiri di sekian ribu meter di atas permukaan air laut. yah, tak ada yang salah sih. mungkin aku hanya manusia bodoh.
kemudian berlanjut setelah kelulusan sma libur terpanjang sejak 12 tahun sekolah, tepatnya 12 mei 2012. kali ini yang turut menyumbangkan muka adalah gunung merapi. gunung yang sejak 2010 menjadi penyumbang debu vulkanik di depan rumah, yang setiap pagi bisa aku lihat puncaknya ketika berangkat sekolah, yang kadang menghilang di telan kabut. lagi-lagi hujan menjadi pelopor separo perjalanan.
1 tahun kemudian, libur panjang tahun pertama kuliah, 31 mei 2014. kembali menitihkan langkah kaki menuju gunung di timur laut merapi. gunung mati yang kenanganya takkan pernah mati, merabu. 3.142 meter di atas permukaan laut berhasil aku tapaki. dikasih bonus sunrise pertama sejak dua gunung yang lalu. rasa lelah menguap, bahagia yang ada.
yang dibelakang saya itu merapi | lokasi : puncak kenteng songo, gunung merbabu. |
berikutnya adalah detik-detik menuju hari kemerdekaan. 15 agustus - 16 agustus 2014 digabiskan di salah satu gunung yang pas sma aku kenal dengan cerita badainya, gunung sindoro. babi aka celeng adalah yang paling meninggalkan kesan di sini. bersama empat orang lain, eh, dua pasangan lain, dan aku sendiri. akhirnya mandek dan kagol di titik hampir mencapai puncak. turun sendirian ke pos tiga dan tidur siang menunggu yang lain turun. oke, dicoba lain kali.
kemudian keadaan mulai menggila. suka berubah menjadi candu, dan membawaku ikut traveling bersama salah seorang teman smp. tak tanggung-tanggung, langsung ke kota paling ujung timur pulau jawa, banyuwangi. mendaki sebuah gunung yang masih aktif menyemburkan belerang, bahkan masih ada penambang tradisionalnya juga. 2.443 meter di atas permukaan air laut, kawah yang masih menyemburkan api birunya, kawah ijen. 23 agustus hingga 27 agustus 2014 dihabiskan di sana.
seminggu setelahnya, sabtu, 6 september 2014 petualangan kembali memanggil. senin, 8 september 2014 atau sebut saja hari pertama kuliah semester 3 tidak menjadi halangan untuk kembali menjajal medan si tungku yang tak pernah padam, gunung merapi. bersama kenalan yang baru bertemu di pendakian itu juga, akhirnya (mantan) puncak garuda pun berhasil aku apeli. debu dan pasir yang menghitamkan upil mah apa atuh. berdiri di atas tungku yang mempelopori debu vulkanik di genteng rumah, yang bikin suara gemuruh dan bikin ga bisa tidur, yang menyumbang lahar dingin pas hujan, benar-benar kebanggaan sendiri bisa memeluk puncak ini. SAH sudah aku sebagai orang magelangan.
langkah kaki berikutnya dibawa ke gunung andong (bukit andong) di daerah ngablak. 11 oktober 2014 adalah pengalaman pertama menyentuhkan kulit di puncaknya. 1-2jam perjalanan pertama yang kemudian menelurkan kedua, ketiga, keempat hingga kelima. yah, sampai hari ini baru sampai yang kelima, masih menunggu keenam dan seterusnya.
first time i got there. dibelakang itu merabu dan merapi | lokasi : puncak andong |
29 november 2014 adalah perjalanan dengan motor terjauh menuju gunung prau (bukit lagi deh ya) di daerah wonosobo, yang terkenal dengan sunrise 1000 bukitnya itu loh. tapi yah apa daya pergi ke sana pas musim hujan, yang si dapat ya hujan+gerimis+angin+badai tanpa setitikpun cahaya matahari. tapi paling tidak lunas lah, besok-besok bisa dibalas dendamkan lagi buat melihat sunrisenya. ingat paginya, masih kuliah loh!
pendakian terakhir di tahun 2014 dihabiskan di gunung sumbing. re-visit sumbing ini agak berbeda karena mengambil jalur garung. memasuki musim penghujan, yang di dapat ya hujan gerimis tipis-tipis dan trek yang lumayan. besok ujian dan masuk kuliah pun menjadi sponsor untuk menyelesaikan pendakian di pasar watu. it's okay. kesempatan re-visit yang lainnya masih bisa dilaksanakan lain kali.
lokasi : pasar watu, gunung sumbing |
2015 sepertinya menjadi ruang sibuk yang bisa mengerem kegiatan daki mendaki. buktinya saja 21 februari 2015-lah yang baru bisa menjadi pembuka untuk pendakian tahun ini. pendakian pembuka 2015 kali ini dihabiskan dengan re-visit merbabu melalui jalur terpanjang, new selo. walaupun pake acara ada anggota tim yang hilang selama beberapa jam, tapi nggak masalah. semua indah pada waktunya. oke gak nyambung sih.
jadi sampai hari ini, menjelang april 2015. pendakian pembuka di merbabu itu masih belum bisa menemukan terusannya. alasannya sih klasik klasik aja. kuliah, organisasi, musim hujan. tapi bukan itu inti yang pengen aku sampaikan.
beberapa menit yang lalu, aku membuka sebuah trailer film yang akan rilis oktober 2015. Aksa Tujuh (aksa 7) judulnya. sukses bikin merinding. dan sekejap, semua yang udah aku lakuin di atas itu terhempas. masih belum ada apa-apanya. bikin iri setengah mati, tapi juga bikin kagum setengah hidup. aku juga pengen bikin karya. bukan hanya yang bisa dinikmati, tapi juga bisa membuka mata.
jangan sombong atas apa yang sudah kamu capai hingga detik ini. kayak peribahasa, di atas langit masih ada langit. jadikan itu pengingatmu untuk selalu rendah diri. dan ingat, sebesar apapun yang telah kamu lakukan, setinggi apapun gunung yang telah kamu daki, sejauh apapun kakimu telah melangkah, sesungguhnya kamu hanyalah setitik debu di jagad raya. jangan sombong jadi manusia. karena sesungguhnya, Allah-lah yang maha memiliki segala.
Well (y)
ReplyDelete