Akhirnya blog ini nggak terisi kalo aku nggak pergi-pergi ya haha. Maaf.
Oke kali ini aku ada cerita bagus
nih.
Jadi ceritanya kemarin anak-anak
team imoet punya rencana buat reuni. Singkat cerita sih kita setuju buat reuni
di Gunung Sumbing tanggal 21 Januari 2016. Dan pada akhirnya hanya empat orang
selo yang bisa ikutan, yak siapa lagi kalo bukan Avan, Radil, Imam dan akika
sendiri. Hahaha. Yah gak papa deh ya tetep gaaas aja berangkat kita. Penting
yaqin! Hahaha.
Nah, berikut ini adalah cerita perjalanan kami...
Nah, berikut ini adalah cerita perjalanan kami...
Kamis, 21 Januari 2016
Kamis pagi pukul 8.00 kami
semayan untuk kumpul dulu di rumah Avan. Yah tapi tetep aja molor, sesuai
perkiraan karena nunggu imam yang baru bangun sekitar jam 8.30 dengan “morning
gengs”-nya hahaha. Setelah imam dateng, kira-kira pukul 12.00 kita cuss
berangkat motoran menuju Basecamp Sumbing di Dusun Garung, Kledung.
Sampai di basecamp kira-kira
pukul 14.00. Kami putuskan untuk leha-leha bentar sambil makan dan ngecek apa
apa aja barang yang masih kurang. Setelah mengisi buku registrasi, kami pun
bersiap untuk melakukan pendakian. Sempet digoda pulalah buat naik ojek sampe
pos 1, tapi yah karena budget yang minim ya kita menolak dan milih jalan.
Alamak pak, dua puluh lima rebu kali empat itu bisa dapet mie ayam, bakso, es
jeruk, es teh, gorengan sampe wareg dan muleg muleg. Bhay.
Basecamp – Pos 1
Bermodal bismillah kami berangkat
dari basecamp kira-kira pukul 15.00. Oh iya, btw dari basecamp Garung ini ada 2
rute pendakian, yaitu Jalur Lama dan Jalur Baru. Karena tahun 2014 lalu aku
pernah lewat Jalur Baru dan kapok-udah-sekali-itu-aja, serta saran dari
bapak-bapak basecamp untuk menempuh Jalur Lama, jadi kita memutuskan untuk
melakukan pendakian via Jalur Lama dengan target aman terkendali dan selamat
kembali sampai rumah.
Jalan yang ditempuh dari basecamp
hingga Pos 1 adalah jalanan batu dan melewati ladang petani. Sayur-mayur di
kanan kita dan garis-garis ladang, serta beberapa petani kami lewati pula.
Kadang terdengar pula “suara lebah” dari ojek yang mengantarkan beberapa
pendaki yang mau turun ke basecamp. Seru-seru serem deh kalo lihat yang pada
naik ojek. Hahaha. Yak, tak lupa pula kami ditemani cuaca yang gerimis-gerimis
lucu hingga kami tiba di Pos 1. Jalan kaki dari basecamp kami tempuh kurang
lebih selama 2,5 jam.
Pos 1 – Pos 2
Kira-kira pukul 19.00 kami baru
beranjak dari Pos 1 menuju Pos 2. Karena hujan dan gelap bisa dikatakan trek
Pos 1 menuju Pos 2 ini cukup menyiksa kaki dan batin. Licin-licin gemas dan menanjak
dengan bonus yang tipis-tipis doang. Ulala. Rasanya sedih banget kok nggak
nyampe-nyampe ya ini. Gak kebayang deh si imam yang bawa air pake dirigen 5
literan di dalam carrier belum termasuk air minumnya. (Btw walo awalnya kami
agak geli sama imam yg sampe segitunya, tapi nantinya air yang dibawa imam
inilah yang justru menyelamatkan kami ketika terpaksa harus nambah camp 1 hari
lagi wkwk thanks mam!)
Setelah melewati trek lucu dari
Pos 1, akhirnya kami menginjakkan kaki pula di tanah datar di Pos 2. Dan yang
bikin gimana adalah sepanjang Pos 1 hingga Pos 2 ini tak kami jumpai pendaki
lain. Huuuh sedih rasanya jadi ngga ada yang bikin semangat atau di sapa. Hmm
tapi ndak papa lah yang penting kami jalan berempat dan tetap selamat. Pos 1
hingga Pos 2 memakan waktu tempuh sekitar 2,5 jam karena trek lucu tadi itu.
Wkwkw.
Pos 2 – Pos 3
Kira-kira pukul 21.30 kami tiba
di Pos 2. Dan karena sedari awal kami memutuskan untuk camp di Pos 3 atau
sekitar camp ground di bawah Pestan, kami tak berlama-lama di Pos 2 dan segera
melanjutkan perjalanan. Eh, diselingi bongkar flysheet, buka segel dan snacking
juga ding karena perut mulai lapar. Yaah sekedar pengganjal buat boongin perut
biar gak kriuk-kriuk mulu wkwk.
Setelah snack berlalu, tanpa
lama-lama lagi kami lanjut jalan dari Pos 2 ke Pos 3. Trek di Pos 2 hingga Pos
3 ini bisa dibilang... lebih parah. Awas aja deh hati-hati kalo nggak pinter
cari-cari jalan beh subhanallah heb. Macam trek dari Pos 3 hingga Sabana
Satu-nya Merbabu. Tips aja sih pinter-pinter cari jalan yang struktur tanahnya
belum mengeras jadi enak buat pijakan dan nggak licyin. Tapi yah alhamdulillah
team keong kami lumayan dapat jalan enak walopun beberapa kali aku kejebak
jalan licin dan mati langkah. Sempet offside juga sampe ngglumut pokoke. Hahaha. Trek Pos 2 hingga Pos 3 ini kami tempuh
dalam waktu kurang lebih 1,5 jam.
Hingga kemudian kira-kira pukul
23.00 kami sampai di camp ground Pos 3. Yah sesuai rencana sih kami langsung
buka’an. Imam dan Radil pasang flysheet buat carrier, Dian dan Avan bikin tenda
sama masukin barang-barang. Pokoknya semua selesai dan masuk tenda kira-kira
pukul 23.30, dan kemudian kami masak makan malam yang telat kelewat larut.
Hahaha
Yuhu. Bahas makanan akhirnya.
Jadi rencana dari awal pas bahas tentang menu makan di chat adalah ayam kecap
dan lodeh. Yah aku yang cewek sendiri dalam rombongan ya mo gimana juga ngerasa
bertanggung jawab atas itu dan logistik. Tapi ya jujur aja sih di rumah belum
pernah masak gituan sendiri, nah ini apa lagi masak di gunung. Pegang pisau aja
fales kata mas udin. Wkwk. Tapi yah, alhamdulillah aku tetap bisa masak tuh
ayam kecap tanpa mengandung efek samping sakit perut. Hahaha. Pokoknya hedon
banget tuh kita malam pertama makan ayam kecap sama lodeh. Wkwkwk.
![]() |
makan malam hedon kita nih heb! |
![]() |
beruntunglah wahai kalian manusia yang mendapat kesempatan mencicipi ayam kecap premier dian. |
Hari kamis pun kemudian kami
tutup dengan mapan tidur sekitaran pukul 1.00 dini hari. Pokoknya makan hedon,
kenyang, terus bubuk imut mimpi indah. Tsah.
Jum’at, 22 Januari 2016
Sekitar pukul 06.00 pagi Dian
terbangun akibat pegal—pegal karena tidur yang nggak mapan. Yah langsung
bikin-bikin teh, masak nasi dan masak sarden yang cepat dan gampang. Dan hampir
aja nasinya gagal. Padahal nasi yang semalam dibikin Imam aja sukses enak pas
banged, lah masa ini aku yang bikin mah mo gagal. Ha yo lak isin to heb! Yah
untungnya masih bisa diselamatin sih walo jadinya nggak seenak nasi bikinan
Imam. (T_T)
avan yang lagi merenungkan dedek lucu yang kemarin dipamitin naik gunung. |
Selanjutnya adalah acara sarapan
pagi yang pake adegan Imam susah bangun, yah maklumlah mengingat semalaman bawa
carrier-nya aja kek isi batu bata gitu. Wkwk. Singkat cerita sih setelah
sarapan selesai, kami segera prepare-prepare buat summit.
Pos 3 – Pestan
Kami bertolak dari Pos 3 menuju
Pestan kira-kira pukul 08.30. Treknya lumayan enak dilalui sih dan sepanjang
trek ini pun ternyata kami menjumpai beberapa camp ground dan beberapa kelompok
pendaki lain. Wah mayan nih jadi bikin semangat lagi buat jalan kalo banyak
temennya. Hehehe. Trek Pos 3 hingga Pestan ini kira-kira kami tempuh dalam
waktu 45 menit.
![]() |
ngglumut tapi tetep imut. ya nggak? udaaah, iya aja. :p |
Pestan – Pasar Watu
Yah dengan jalan pelan sambil
pemanasan kembali, kami tiba di Pestan kira-kira pukul 09.15. Di Pestan kami
sempat mengambil beberapa gambar dan buka segel dikit laah. Lalu kami segera
melanjutkan kembali perjalanan menuju Pasar Watu.
Trek Pestan ke Pasar Watu yah
sesuai aja sama namanya, batu semua, di mana-mana batu. Lumayan bikin gemes
juga sih jalannya. Tapi kami tep gak pantang menyerah pokoknya jalan terus
pantang kembali sebelum tercapai puncak idaman yeaah (jadi kebawa slogannya
mapala unisi wkwk). O iya, Trek Pestan ke Pasar Watu kurang lebih kami tempuh
selama 45 menit.
Pasar Watu – Watu Kotak
Mungkin sekitar pukul 10.15an
kali ya kami sampai di jalan turun Pasar Watu. Entah ya pukul berapa sih tapi
soalnya aku kehilangan jejak waktu karena kami nggak rehat di sini dan langsung
jalan terus. Yah, kan enak tuh di sana ada jalan turunnya, bonus tipis laaah
jadi ya langsung dibablas aja. Wkwkw.
Pokoknya kami jalan terus dan
mulai berpapasan dengan beberapa rombongan pendaki yang hendak turun dari
puncak. Yah kalo mereka di tanya sih ya bilangnya “semangat, bentar lagi,
semangat, bentar lagi” tapi pas dijalanin kok ya rasanya gak nyampe-nyampe ya
heb. Dan kira-kira 45 menit kemudian kami baru sampai di Watu Kotak.
Watu Kotak – Persimpangan Puncak
Kira-kira nih ya kami sampai di
Watu Kotak pada pukul 11.00. Di Watu Kotak kami sempat menjumpai rombongan
pendaki dari SMA Van Lith Muntilan. Wih tetangga. Hahaha. Sempet rehat bentar
sih, tapi ya abis itu langsung gass lagi dah tanpa buka’an.
Selepas dari Watu Kotak
sebenarnya ada satu spot lagi yang juga kami lewati, yaitu Tanah Putih. Nama
Tanah Putih sendiri mungkin di ambil dari kondisi trek yang memang bertanah
putih atau cenderung agak kuning yang berasal dari belerang. Mungkin titik ini
dulunya sempat menjadi titik keluarnya gas belerang sehingga daerah Tanah Putih
menjadi seperti itu.
Hingga sampailan kami di
Persimpangan Puncak antara Puncak Buntu dan Puncak Kawah sekitar pukul 12.10.
Trek sepanjang Watu Kotak hingga Persimpangan Puncak ini batu-batu gitu. Dan
sejujurnya saja tenaga kami dah tipiiiisss banget dah heb. Tinggal sisa—sisa
keikhlasan dari sarapan sarden yang bikin eneg di perut, tapi ya tetep aja
perut keroncongan minta sajen. Sedih heb.
Dan karena sedari awal kami
menargetkan untuk bisa lewat ke Puncak Kawah dan turun ke kawah (ah, jadi inget
pelantikan Granula dulu di Kawah Sumbing tapi aku ga mau turun kawah dan ga
ikut foto barengnya :” ) maka kami langsung cuss ambil jalur ke kanan menuji
Puncak Kawah dan Puncak Rajawali. Luamayan treknya agak landai memutar gunung
gitu. Kami juga menjumpai beberapa pendaki yang turun dari puncak. Katanya sih
“sepuluh menit lagi” kalo gak ya “di puncak sepi banget” jadi kami semangat
gituuu. Eh tapi ketika udah hampir sampai di Puncak Rajawali kami mendapati
beberapa pendaki yang turun dan berkabar kalo Puncak Rajawali “agak serem”
untuk bisa di capai. Dan benar aja ketika kabut agak turun dan kami lilhat
treknya. Duh heb.
Akhirnya pada pukul 12.36, karena
waspada sama cuaca yang nggak menentu kita memutuskan untuk langsung aja naik
ke bibir kawah, yah kalo bisa dikatain sih bibir kawah di tengah-tengah antara
Puncak Buntu dan Puncak Rajawali. Dan ternyata spot kita di situ nggak seburuk
yang dipikirkan. Ah, terihat kawah di bawah itu, yang 5 tahun lalu aku jumpai
di gunung pertamaku. Aku coba cari spot-spot yang mungkin aku kenali ketika 5
tahun lalu berdiri di bibir kawah ini, tapi tetep aja nggak ketemu. Nggak inget
apa-apa, ingetnya cuma dulu itu capek banget dan angin gerimis kabut yang
menyiksa. Hahhahahaha.
ini foto FAVORIT AKU BANGET. ngetawain apa sih? ah, ceritanya lagi ngetawain hidup gitu aja ya :") |
muka bahagianya manaaaaaah ? ini. :p |
Di bibir kawah ini kami sempatkan
untuk foto-foto lucu dan makan roti snack yang kami bawa. Leha-leha lah
pokoknya hingga pukul 13.20 dan cuaca mulai gerimis lucu. Akhirnya kami
memutuskan untuk segera turun sebelum hujan makin menjadi.
Puncak – Pos 3
Benar saja ketika kami turun hujan
mulai membasahi bumi. Kami sempat juga rehat cukup lama di bawah Waku Kotak
karena nungguin Avan yang harus menjalankan hajat yang tak bisa ditunda lagi :p
wkwkw. Dan setelah itu ya, wuihhhh hujannya heb, sadis. Apalagi jalan yang kami
lewati dari Pasar Watu ke bawah treknya tanah merah gitu. Kan licyin heb. Aku
aja sempet offside beberapa kali sampe ngglumut.
Wkwkw -__-
Singkat cerita sih turun dari
Puncak sekitar 13.20 dan sampai camp di Pos 3 sekitar pukul 15.30 dengan
keadaan basah kuyup sampai ke dalam-dalam. Hahaha. Imam langsung buka flysheet
lagi, bikin bifak buat kita teduh karena dilarang masuk tenda jika basah, nanti
kotor (Taulah sterilnya Imam kek apa -_-).
Sempat bimbang juga kita antara
mau lanjut packing dan segera turun sebelum malam, ataukah menambah waktu buat
ngecamp semalam lagi. Akhirnya setelah menimbang dan menghitung jumlah logistik
serta sisa air yang berkecukupan, akhirnya kita memutuskan untuk ngacamp lagi.
Radil harus ngalah sih, padahal besoknya ada acara tapi ya jadi gagal wkwkw :p
maaaf ya dil. Nah ini nih untung banget kita air cukup karena dari semalam
masak-masaknya pake air 5 liter yang dibawa Imam. Ah, saviooooor bangetlah.
Selanjutnya setelah bikin dua
porsi indomie goreng buat berempat, tiga laki-laki itu menghabiskan sisa sore
dan gerimis di bawah bifak sambil ngobrol dan aku sendirian di tenda. Btw
sebenernya logistik kami masih ada beras, sarden dan sayuran tapi dah males
bikin makanya akhirnya bikin indomie. Dan plis banget ya, dua porsi indomie
goreng tuh biasanya kalo buat aku sekali makan, lah ini buat berempat. Tau lah,
kurangnya aja pake banget sebenernya tapi untungnya aku ga mood makan jadi
buwat kalian aja deh. Wkwkwk. :p
![]() |
ONE OF THE BEST SELFIE WARBYASAAAK! |
Sore hingga menjelang malam kami habiskan dengan masuk tenda, selfie-selfie gilak, ngobrol- ngobrol imut, kemudian tidur. Baru jam 8 dan pada molor dah. Enak banget pokoknya tidurnya bisa puaaas banget sampe pagi. Hahaha.
Sabtu, 23 Januari 2016
Kira-kira pukul 06.00 tanda-tanda
kehidupan mulai muncul di tenda kami akibat kebisingan tetangga sebelah yang mau
summit. Yah aku sih lempeng aja lah bubuk lagi. Wkwk. Tapi anak-anak pada
bangun gitu. Akhirnya ikut bangun juga dan kemudian ngeteh-ngeteh cantik di
depan tenda. Sambil makan roti bakar sisa-sisa keikhasan logistik dan sereal
yang dibawa Imam. Disodorin pemandangan Gunung Sindoro, gumpalan awan, dan
pelangi di depan mata. Ada pelangi juga pula!!.Uuh. Kurang romantis gimana coba, pake dingin-dingin lucu
gitu juga. Wkwk.
Pelanginya di mana coba? | Di bola matamu... Uuu. |
Setelah puas menikmati keromantisan alam tadi, kami kemudian segera bergerak mengeringkan
baju dan packing-packing untuk turun. Kira-kira pukul 08.30 dengan bismillah
kami turun dari Pos 3. Perjalanan turun kami tempuh dengan kurun waktu standar
sekitar 50% dari waktu tempuh pas naik. Dari Pos 3 menuju Pos 2 kami tempuh
sekitar 45 menit. Kemudian dari Pos 2 ke Pos 1 kami tempuh dalam waktu kurang
lebih 1 jam. Dan kami rehat cukup lama ketika sudah menjumpai Pos 1 yang berupa
shelter shelter. Uda banyak ojek lebah aja yang menunggu di sana. Wkwkwk.
Oh iya, trek turun yang kami lewati tak ubahnya dengan trek pas naik. Licyyiiin beh, masih lembab oleh pelukan hujan semalam. Jadi untuk beberapa titik kita mah turun lewat “jalan baru” yang ditemukan Imam, yah semacam jalan agak mblusuk-mblusuk gitu tapi lebih enak soalnya tanahnya masih empuk jadi ngga licyiiin. Tapi pas turun nih ya, tetep aja aku yang paling banyak strike. Sekitar empat kali meluncur pokoknya. Haha. Ealah mungkin karena lemak yang geser sana geser sini jadi nggak imbang. Atau mungkin juga karena nggak ada gandengan jadi hilang keseimbangan. Eaak~ Hahaha. -_-
saat saat antara sebelum radil tertinggal dan imam yang sedang memperagakan gaya dian. |
yuk ah pulang, basecamp tinggal selangkah dualangkah tigalangkah ... doang... |
Singkat cerita kami sampai di
Basecamp Garung sekitar pukul 11.30. Pas beud abis itu hujan-hujan lucu. Hufff
untungnya kita dah sampai basecamp duluan. Kami segera bersih-bersih mandi dan
makan. Hingga kemudian sekitar pukul
13.30 setelah hujan agak reda kami segera meluncur kembali ke Muntilan Jaya
Raya.
Alhamdulillah yah, three days two
nights yang well spend banget bareng kalian. Nambah lagi dah ntar foto-foto
yang aku tempel di kamar yey! :3
Maaf ya kalo masih banya nyebelin
dan kurangnya. ): Tapi makasih bangetngetngeeet atas pengalaman-pengalaman
barunya yang mungkin nggak bakal aku jumpai kalo nggak bareng kalian. Selalu
ada pengalaman baru, selalu ada cerita baru. Semoga bisa bikin next reunion
lagi ya. Lebih lengkap juga yang ikut biar makin rame dan seru! :3
O iya, GWS juga buat porter air 5
liter kita yang sampai harus ke dokter THT karena bagian dalem telinga yang katanya
bengkak padahal mo pendidikan. ): Ckck. Cepet sembuh ya Mam!
See ya on the next stories!
Cheers,
Zghll.
No comments:
Post a Comment